RSS

Tuesday, April 12, 2011

Membaca Surat Al-Fatihah Pada Setiap rakaat


“Wajib membaca surat Al-Fatihah pada rakaat pertama dan kedua sedangkan pada rakaat ketiga dan keempat hukumnya sunnah”

get Hadist:

Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu 'anhu : ia berkata:Bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Orang yang tidak membaca surat Al-Fatihah, tidak sah salatnya. (HR. Muslim)



Thursday, April 7, 2011

Perintah Takbir dalam Shalat

“Diwajibkan mengucapkan takbir pada setiap pergantian gerakan shalat kecuali saat bangkit dari rukuk mengucapkan: "Allah mendengar orang yang memuji-Nya"


get Hadist:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu ia berkata:Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Abu Hurairah salat mengimami para sahabat. Ia bertakbir tiap kali turun dan bangun. Ketika selesai ia berkata: Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling mirip dengan salat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. (HR. Muslim)

Monday, April 4, 2011

Perintah Mengangkat Kedua Tangan Ketika Shalat




“Disunahkan mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram dan bangkit dari rukuk”


get Hadist:

Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhu , ia berkata: aku melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangan hingga sejajar pundak ketika memulai salat, sebelum rukuk dan ketika bangun dari rukuk. Beliau tidak mengangkatnya di antara dua sujud. (HR. Muslim)

Friday, April 1, 2011

Taubatnya Pembunuh 100 Orang

“Seorang pembunuh yang telah membunuh 99 orang kemudian membunuh seorang lagi sehingga genaplah dia membunuh 100 orang namun karena keinginannya yang kuat untuk bertaubat maka semua dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT”

Dari Abu Said, yaitu Sa'ad bin Sinan al-Khudri r.a. bahwasanya Nabiullah s.a.w.

bersabda:

"Ada seorang lelaki dari golongan ummat yang sebelummu telah membunuh

sembilanpuluh sembilan manusia, kemudian ia menanyakan tentang orang yang teralim dari

penduduk bumi, ialu ia ditunjukkan pada seorang pendeta. lapun mendatanginya dan

selanjutnya berkata bahwa sesungguhnya ia telah membunuh sembilanpuluh sembilan

manusia, apakah masih diterima untuk bertaubat. Pendeta itu menjawab: "Tidak dapat."

Kemudian pendeta itu dibunuhnya sekali dan dengan demikian ia telah menyempurnakan

jumlah seratus dengan ditambah seorang lagi itu. Lalu ia bertanya lagi tentang orang

yang teralim dari penduduk bumi, kemudian ditunjukkan pada seorang yang alim,

selanjutnya ia mengatakan bahwa sesungguhnya ia telah membunuh seratus manusia,
apakah masih diterima taubatnya. Orang alim itu menjawab: "Ya, masih dapat. Siapa yang

dapat menghalang-halangi antara dirinya dengan taubat itu. Pergilah engkau ke tanah

begini-begini, sebab di situ ada beberapa kelompok manusia yang sama menyembah Allah

Ta'ala, maka menyembahlah engkau kepada Allah itu bersama-sama dengan mereka dan

janganlah engkau kembali ke tanahmu sendiri, sebab tanahmu adalah negeri yang buruk."

Orang itu terus pergi sehingga di waktu ia telah sampai separuh perjalanan, tiba-tiba ia

didatangi oleh kematian.

Kemudian bertengkarlah untuk mempersoalkan diri orang tadi malaikat kerahmatan

dan malaikat siksaan - yakni yang bertugas memberikan kerahmatan dan bertugas

memberikan siksa, malaikat kerahmatan berkata: "Orang ini telah datang untuk bertaubat

sambil menghadapkan hatinya kepada Allah Ta'ala." Malaikat siksaan berkata: "Bahwasanya

orang ini samasekali belum pernah melakukan kebaikan sedikitpun."

Selanjutnya ada seorang malaikat yang mendatangi mereka dalam bentuk seorang

manusia, lalu ia dijadikan sebagai pemisah antara malaikat-malaikat yang berselisih tadi,

yakni dijadikan hakim pemutusnya - untuk menetapkan mana yang benar. Ia berkata:

"Ukurlah olehmu semua antara dua tempat di bumi itu, ke mana ia lebih dekat letaknya,

maka orang ini adalah untuknya - maksudnya jikalau lebih dekat ke arah bumi yang dituju

untuk melaksanakan taubatnya, maka ia adalah milik malaikat kerahmatan dan jikalau lebih

dekat dengan bumi asalnya maka ia adalah milik malaikat siksaan." Malaikat-malaikat itu

mengukur, kemudian didapatinya bahwa orang tersebut adalah lebih dekat kepada bumi

yang dikehendaki -yakni yang dituju untuk melaksanakan taubatnya. Oleh sebab itu maka ia

dijemputlah oleh malaikat kerahmatan." (Muttafaq 'alaih)

Pembunuh dan Taubatnya”


“Allah akan menerima taubat seorang pembunuh jika ia bertaubat dan mengganti kesalahannya dengan berbuat kebaikan”

Hadist:

Dan dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

"Allah SWT tertawa (merasa senang) kepada dua orang yang

seorang membunuh pada lainnya, kemudian keduanya dapat memasuki syurga. Yang

seorang itu berperang fisabilillah kemudian ia dibunuh, selanjutnya Allah menerima taubat

atas orang yang membunuhnya tadi, kemudian ia masuk Islam dan selanjutnya dibunuh

pula sebagai seorang syahid." (Muttafaq 'alaih)

Hukum Mengenakan Kain di Leher Ketika Shalat



“Diperbolehkan mengenakan kain di leher (tengkuk) ketika shalat karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya pernah melakukan hal tersebut”


Hadist:



Muhammad al-Munkadir berkata, "Jabir shalat dengan mengenakan kain yang ia ikatkan di tengkuknya (dalam satu riwayat: kain yang ia selimutkan, 1/97), sedangkan pakaiannya ia letakkan di atas gantungan. [Setelah selesai], ada orang yang bertanya, 'Mengapa Anda melakukan shalat dengan mengenakan selembar kain saja [sedang pakaianAnda dilepas]?' Jabir menjawab, 'Aku melakukannya untuk memperlihatkannya kepada orang tolol seperti kamu, [aku melihat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan shalat seperti ini]. Mana ada di antara kita yang mempunyai dua helai pakaian di masa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam ?'

Asal Muasal Perintah Shalat


“Perintah shalat sebanyak 5 kali dalam sehari berawal dari peristiwa isra' mi'raj yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Perintah shalat yang pertama sebanyak 50 kali dalam sehari namun atas ajuran Nabi Musa 'alaihi wa sallam untuk meminta keringanan kepada Allah SWT maka menjadi 5 kali dalam sehari”


Hadist:

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu berkata, "Abu Dzarr Radhiyallahu 'anhu menceritakan bahwasanya
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Dibukalah atap rumahku dan aku berada di Mekah. Turunlah Jibril 'Alaihissallam dan mengoperasi dadaku, kemudian dicucinya dengan air zamzam. Ia lalu membawa mangkok besar dari emas, penuh dengan hikmah dan keimanan, lalu ditumpahkan ke dalam dadaku, kemudian dikatupkannya. Ia memegang tanganku dan membawaku ke langit dunia. Ketika aku tiba di langit dunia, berkatalah Jibril kepada penjaga langit, 'Bukalah.' Penjaga langit itu bertanya, 'Siapakah ini?' Ia (jibril) menjawab, '[Ini, 4/106] Jibril.' Penjaga langit itu bertanya, 'Apakah Anda bersama seseorang?' Ia menjawab, 'Ya, aku bersama Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam ' Penjaga langit itu bertanya, 'Apakah dia diutus?' Ia menjawab, 'Ya.' Ketika penjaga langit itu membuka, kami menaiki langit dunia. Tiba tiba ada seorang laki-laki duduk di sebelah kanannya ada hitam-hitam (banyak orang) dan disebelah kirinya ada hitam-hitam (banyak orang). Apabila ia memandang ke kanan, ia tertawa, dan apabila ia berpaling ke kiri, ia menangis, lalu ia berkata, 'Selamat datang Nabi yang saleh dan anak laki-laki yang saleh.' Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah orang ini?' Ia menjawab, 'Ini adalah Adam dan hitam-hitam yang di kanan dan kirinya adalah adalah jiwa anak cucunya. Yang di sebelah kanan dari mereka itu adalah penghuni surga dan hitam-hitam yang di sebelah kainya adalah penghuni neraka.' Apabila ia berpaling ke sebelah kanannya, ia tertawa, dan apabila ia melihat ke sebelah kirinya, ia menangis, sampai Jibril menaikkan aku ke langit yang ke dua, lalu dia berkata kepada penjaganya, 'Bukalah.' Berkatalah penjaga itu kepadanya seperti apa yang dikatakan oleh penjaga pertama, lalu penjaga itu membukakannya."

Anas berkata, "Beliau menyebutkan bahwasanya di beberapa langit itu beliau bertemu dengan Adam, Idris, Musa, Isa, dan Ibrahim shalawatullahi alaihim, namun beliau tidak menetapkan bagaimana kedudukan (posisi) mereka, hanya saja beliau tidak menyebutkan bahwasanya beliau bertemu dengan Adam di langit dunia dan Ibrahim di langit keenam." Anas berkata, "Ketika Jibril 'Alaihissallam bersama Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam melewati Idris, Idris berkata, 'Selamat datang Nabi yang saleh dan saudara laki-laki yang saleh.' Aku (Rasulullah) bertanya, 'Siapakah ini?' Jibril menjawab, 'Ini adalah Idris.' Aku melewati Musa lalu ia berkata, 'Selamat datang Nabi yang saleh dan saudara yang saleh.' Aku bertanya, 'Siapakah ini?' Jibril menjawab, 'Ini adalah Musa.' Aku lalu melewati Isa dan ia berkata, 'Selamat datang saudara yang saleh dan Nabi yang saleh.' Aku bertanya, 'Siapakah ini?' Jibril menjawab, 'Ini adalah Isa.' Aku lalu melewati Ibrahim, lalu ia berkata, 'Selamat datang Nabi yang saleh dan anak yang saleh.' Aku bertanya,'Siapakah ini?' Jibril menjawab, 'Ini adalah Ibrahim 'Alaihissallam .'"

(lanjutan dari hadist di atas) Dari Ibnu Syihab berkata, "Ibnu Hazm memberitahukan kepadaku bahwa Ibnu Abbas dan Abu Habbah al-Anshari berkata bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Jibril lalu membawaku naik sampai jelas bagiku Mustawa. Di sana, aku mendengar goresan pena-pena.' Ibnu Hazm dan Anas bin Malik berkata bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Allah Azza wa Jalla lalu mewajibkan atas umatku lima puluh shalat (dalam sehari semalam). Aku lalu kembali dengan membawa kewajiban itu hingga kulewati Musa, kemudian ia (Musa) berkata kepadaku, 'Apa yang diwajibkan Allah atas umatmu?' Aku menjawab, 'Dia mewajibkan lima puluh kali shalat (dalam sehari semalam).' Musa berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu karena umatmu tidak kuat atas yang demikian itu.' Allah lalu memberi dispensasi (keringanan) kepadaku (dalam satu riwayat: Maka aku kembali dan mengajukan usulan kepada Tuhanku), lalu Tuhan membebaskan separuhnya. 'Aku lalu kembali kepada Musa dan aku katakan, 'Tuhan telah membebaskan separuhnya.' Musa berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu karena sesungguhnya umatmu tidak kuat atas yang demikian itu. 'Aku kembali kepada Tuhanku lagi, lalu Dia membebaskan separuhnya lagi. Aku lalu kembali kepada Musa, kemudian ia berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu karena umatmu tidak kuat atas yang demikian itu.' Aku kembali kepada Tuhan, kemudian Dia berfirman, 'Shalat itu lima (waktu) dan lima itu (nilainya) sama dengan lima puluh (kali), tidak ada firman yang diganti di hadapan Ku.' Aku lalu kembali kepada Musa, lalu ia berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu.' Aku jawab, '(Sungguh) aku malu kepada Tuhanku.' Jibril lalu pergi bersamaku sampai ke Sidratul Muntaha dan Sidratul Muntaha itu tertutup oleh warna-warna yang aku tidak mengetahui apakah itu sebenarnya? Aku lalu dimasukkan ke surga. Tiba-tiba di sana ada kail dari mutiara dan debunya adalah kasturi.'" (HR. Bukhari)

Kewajiban Mendrikan Sholat



“Nabi SAW memerintahkan untuk mendirikan shalat, berlaku jujur, dan menjaga diri dari segala sesuatu yang terlarang”

get Hadist:

Dari Ibnu Abbas RA berkata, "Ketika Abu Sufyan menceritakan tentang Heraklius kepadaku, ia berkata, 'Nabi Muhammad SAW menyuruh kami mendirikan shalat, berlaku jujur, dan menjaga diri dari segala sesuatu yang terlarang.'" (HR. Bukhari)